Abad ke 21 ini dirasakan sudah
terlalu panas untuk dihuni di ibaratkan
telah meledak dari rahim-nya, manusia pada abad ini telah kehilangan tuhan juga
kepercayaan, kekuasaan dan moral telah terpisah sama sekali juga manusia telah kehilangan
hati nurani dalam hubungan masyarakat antar sesama, memang benar kita saat ini
hidup di tengah-tengah budaya sekularisme dan ateisme, sekalipun ilmu dan
teknologi telah meraih puncak-puncak kemajuan yang luar biasa tapi semakin
bahagiakah manusia abad ini, tentunya tidak dengan perpecahan didalam hubungan
masyarakat kebudayaa-nya justru semakin gelisah dan cemas,”? adakah umat muslim
memiliki kekuatan guna menghadapi abad yang panas dan ganas ini, apa langkah
antisipatif dan apa kontribusi islam sebagai alternative-nya. Islam seperti
umum-nya dipahami sekarang masih jauh dari cukup untuk dilibatkan dalam sebuah
pembangunan peradaban.
Pemahaman perasaan suatu bangsa
yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat istiadat
(kebiasaan) dan pembawaan lain-nya yang di peroleh dari anggota masyarakat
adalah suatu kebuadayaan atau disebut peradabaan, secara luas kebudayaan
memanglah bersipat variabel dalam pembahasan-nya, namun kebudayaan dapat di
pelajari, kebudayaan mempunyai stuktur juga kebudayaan merupakan alat bagi
seseorang (individu) untuk mengatur keadaan total-nya dan menambah arti bagi
kesan ke kreatifan-nya. berarti di dalam kebudayaan juga terdapat proses
manajemen di dalam-nya, hubungan manajemen ini menunjukan bahwa masyarakat
bukan alat manajemen yang dapat di adakan, dipindahkan juga di tiadakan
melainkan fungsinya yang melekat menjadi satu dengan manajemen, dimana ada
manajemen disitulah ada hubungan masyarakat dan daya yang menggerakan dan
menjalankan hubungan masyarakat ini adalah komunikasi. pendek kata kebudayaan
dalam kaitanya adalah penciptaan, penerbitan dan pengetahuan nilai nilai
insani.
Bahasa, system teknologi,
system mata pencaharian, organisasi sosial, system pengetahuan, religi dan
kesenian adalah sebagai unsur-unsur kebudayaan secara universal dan meliputi
jaringan hubungan yang luas terdapat di dalam-nya, dari bagian kebudayaan di
artikan pula adat istiadat yang mencangkup system nilai budaya dan norma,
system norma-norma menurut pranata-pranata yang ada dalam masyarakat yang
bersangkutan termasuk norma agama disebut system budaya yang mrupakan wujud,
menata dan memantapkan tindakan-tindakan serta tingkah laku manusia sebagai
fungsi dari sytem budaya.
Memahami nilai budaya akan lebih jelas apabila
di lanjutkan dengan mempelajari tentang watak nilai, harus kita ketahui dalam
kajian ilmu budaya adalah nilai-nilai dasar manusia, nilai sebagai unsur
penting dalam tataran kehidupan manusia untuk itu maka kita harus terlebih
dahulu mengerti dan memahami-nya sebagai batasan nilai yang dapat mengacu
kepada berbagai hal seperti minat, kesukaan, pilihan, tugas, kewajiban agama,
kebutuhan, keamanan, hasrat, keengganaan, atraksi (daya tarik) dan hal-hal lain
yang berhubungan dengan perasaan dari orientasi seleksinya, Robin M. Williams
mengemukakan empat buah kualitas tentang nilai-nilai yaitu ¹nilai mempunyai sebuah elemen konsepsi yang lebih mendalam di
bandingkan dengan hanya sekedar sensasi, emosi ataw kebutuhan. ²nilai menyangkut atau penuh dengan semacam pengertian yang
memiliki suatu aspek emosi. ³nilai bukan
merupakan tujuan kongkret dari tindakan tetapi mempunyai hubungan dengan tujuan
karna nilai berfungsi sebagai kriteria dalam memiliki tujuan-tujuan. ᶣnilai
merupakan unsur penting dan tidak dapat disepekan bagi orang yang bersangkutan.
Kenyataan-nya nilai berhubungan dengan pilihan dan pilihan merupakan prasyarat
untuk mengambil suatu tindakan. Jadi nilai merupakan kebiasaan sehari-hari bagi
kebayakan orang.
Perubahan kebudayaan dan penyesuaian diri antar budaya selalu dalam
keadaan berubah karma lemahnya menilai tindakan tadi, sekarang ini nilai budaya
masyarakat dalam cara berpikir dan hidupnya lebih terpikat oleh kemajuan
material dan hidup akibatnya sangat jelas berpengaruh atas hidup dan pikiran
makin berkurang mengunggulkan cara berpikir analitis juga rasional, dalam
realitas perkembangan kemanusiaan dan kemasyarakatan yang dirasakan sekarang
tersembunyi suatu krisis kebudayaan yang hebat yang seharusnya memperlihatkan ciri
khas kebudayaan karma kebudayaan dalam nilai tidak menghendaki adanya kemajuan
ilmu pengetahuan dan tekonologi.
Cuplikan peristiwa memberikan indikasi cinta. hakikatnya cinta membawa
kita kepada sikap harus proporsional dan adil. Begitulah yang seharus-nya di
dalam peradaban kebudayaan yang terterapkan , jangan lupa diri karma cinta.
Untuk itu agama memberikan tuntunan tentang cinta dan terdapat dalam al-qur’an
berbagai bentuk cinta yaitu cinta diri, cinta kepada sesama manusia , cinta
kebapa/ibu (orang tua), cinta kepada allah, cinta kepada rosul (muhamad), cinta
kasih erotis, cinta keindahan dan cinta alam ini juga merasakan penderitaan,
kenikmatan, penderitaan dan kasihan, penderitaan dan dosa pada hati manusia dan
keadilan tanggung jawab makna dan harapan sebagai bentuk tali persaudaraan ini yang
bisa membangun kembali peradaban dari dunia yang panas dengan nilai dan
kebudayaan.
Daftar pustaka
Sulaeman, M. Munandar., Ilmu budaya
dasar,suatu pengantar, Eresco., Bandung, 1992.
Effendi, Onong. Uchjana., Ilmu komunikasi
teori dan peraktek, CV Remadja karya., Bandung, 1985.
Maarif, A. Syafii., Islam dan politik, Upaya
membingkai peradaban, Pustaka Dinamika., Cirebon, 1999.
SELASA, 04-12-2012
MISBAH MUNIR