Selasa, 04 Desember 2012

living with values ​​and culture



               Abad ke 21 ini dirasakan sudah terlalu panas untuk dihuni  di ibaratkan telah meledak dari rahim-nya, manusia pada abad ini telah kehilangan tuhan juga kepercayaan, kekuasaan dan moral telah terpisah sama sekali juga manusia telah kehilangan hati nurani dalam hubungan masyarakat antar sesama, memang benar kita saat ini hidup di tengah-tengah budaya sekularisme dan ateisme, sekalipun ilmu dan teknologi telah meraih puncak-puncak kemajuan yang luar biasa tapi semakin bahagiakah manusia abad ini, tentunya tidak dengan perpecahan didalam hubungan masyarakat kebudayaa-nya justru semakin gelisah dan cemas,”? adakah umat muslim memiliki kekuatan guna menghadapi abad yang panas dan ganas ini, apa langkah antisipatif dan apa kontribusi islam sebagai alternative-nya. Islam seperti umum-nya dipahami sekarang masih jauh dari cukup untuk dilibatkan dalam sebuah pembangunan peradaban.       
               Pemahaman perasaan suatu bangsa yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat istiadat (kebiasaan) dan pembawaan lain-nya yang di peroleh dari anggota masyarakat adalah suatu kebuadayaan atau disebut peradabaan, secara luas kebudayaan memanglah bersipat variabel dalam pembahasan-nya, namun kebudayaan dapat di pelajari, kebudayaan mempunyai stuktur juga kebudayaan merupakan alat bagi seseorang (individu) untuk mengatur keadaan total-nya dan menambah arti bagi kesan ke kreatifan-nya. berarti di dalam kebudayaan juga terdapat proses manajemen di dalam-nya, hubungan manajemen ini menunjukan bahwa masyarakat bukan alat manajemen yang dapat di adakan, dipindahkan juga di tiadakan melainkan fungsinya yang melekat menjadi satu dengan manajemen, dimana ada manajemen disitulah ada hubungan masyarakat dan daya yang menggerakan dan menjalankan hubungan masyarakat ini adalah komunikasi. pendek kata kebudayaan dalam kaitanya adalah penciptaan, penerbitan dan pengetahuan nilai nilai insani.
                   Bahasa, system teknologi, system mata pencaharian, organisasi sosial, system pengetahuan, religi dan kesenian adalah sebagai unsur-unsur kebudayaan secara universal dan meliputi jaringan hubungan yang luas terdapat di dalam-nya, dari bagian kebudayaan di artikan pula adat istiadat yang mencangkup system nilai budaya dan norma, system norma-norma menurut pranata-pranata yang ada dalam masyarakat yang bersangkutan termasuk norma agama disebut system budaya yang mrupakan wujud, menata dan memantapkan tindakan-tindakan serta tingkah laku manusia sebagai fungsi dari sytem budaya.
                   Memahami nilai budaya akan lebih jelas apabila di lanjutkan dengan mempelajari tentang watak nilai, harus kita ketahui dalam kajian ilmu budaya adalah nilai-nilai dasar manusia, nilai sebagai unsur penting dalam tataran kehidupan manusia untuk itu maka kita harus terlebih dahulu mengerti dan memahami-nya sebagai batasan nilai yang dapat mengacu kepada berbagai hal seperti minat, kesukaan, pilihan, tugas, kewajiban agama, kebutuhan, keamanan, hasrat, keengganaan, atraksi (daya tarik) dan hal-hal lain yang berhubungan dengan perasaan dari orientasi seleksinya, Robin M. Williams mengemukakan empat buah kualitas tentang nilai-nilai yaitu ¹nilai mempunyai sebuah elemen konsepsi yang lebih mendalam di bandingkan dengan hanya sekedar sensasi, emosi ataw kebutuhan. ²nilai menyangkut atau penuh dengan semacam pengertian yang memiliki suatu aspek emosi. ³nilai bukan merupakan tujuan kongkret dari tindakan tetapi mempunyai hubungan dengan tujuan karna nilai berfungsi sebagai kriteria dalam memiliki tujuan-tujuan. ᶣnilai merupakan unsur penting dan tidak dapat disepekan bagi orang yang bersangkutan. Kenyataan-nya nilai berhubungan dengan pilihan dan pilihan merupakan prasyarat untuk mengambil suatu tindakan. Jadi nilai merupakan kebiasaan sehari-hari bagi kebayakan orang.
              Perubahan kebudayaan dan penyesuaian diri antar budaya selalu dalam keadaan berubah karma lemahnya menilai tindakan tadi, sekarang ini nilai budaya masyarakat dalam cara berpikir dan hidupnya lebih terpikat oleh kemajuan material dan hidup akibatnya sangat jelas berpengaruh atas hidup dan pikiran makin berkurang mengunggulkan cara berpikir analitis juga rasional, dalam realitas perkembangan kemanusiaan dan kemasyarakatan yang dirasakan sekarang tersembunyi suatu krisis kebudayaan yang hebat yang seharusnya memperlihatkan ciri khas kebudayaan karma kebudayaan dalam nilai tidak menghendaki adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan tekonologi.
              Cuplikan peristiwa memberikan indikasi cinta. hakikatnya cinta membawa kita kepada sikap harus proporsional dan adil. Begitulah yang seharus-nya di dalam peradaban kebudayaan yang terterapkan , jangan lupa diri karma cinta. Untuk itu agama memberikan tuntunan tentang cinta dan terdapat dalam al-qur’an berbagai bentuk cinta yaitu cinta diri, cinta kepada sesama manusia , cinta kebapa/ibu (orang tua), cinta kepada allah, cinta kepada rosul (muhamad), cinta kasih erotis, cinta keindahan dan cinta alam ini juga merasakan penderitaan, kenikmatan, penderitaan dan kasihan, penderitaan dan dosa pada hati manusia dan keadilan tanggung jawab makna dan harapan sebagai bentuk tali persaudaraan ini yang bisa membangun kembali peradaban dari dunia yang panas dengan nilai dan kebudayaan.

Daftar pustaka
Sulaeman, M. Munandar., Ilmu budaya dasar,suatu pengantar, Eresco., Bandung, 1992.
Effendi, Onong. Uchjana., Ilmu komunikasi teori dan peraktek, CV Remadja karya., Bandung, 1985.
Maarif, A. Syafii., Islam dan politik, Upaya membingkai peradaban, Pustaka Dinamika., Cirebon, 1999.
   
SELASA, 04-12-2012
MISBAH MUNIR