Ada
3 hal yang mendorong manusia untuk berfilsafat:
- Keheranan/ kekaguman
Banyak filsuf menunjukkan rasa heran
sebagai asal filsafat. Plato mengatakan: “mata kita memberi pengamatan
bintang2, matahari dan langit. Pengamatan ini memberi dorongan untuk
menyelidiki. Dan dari penyelidikan iniberasal filsafat (anda bertanya: apa
bedanya dengan ilmu pengetahuan?)
- Kesangsian
Agustinus dan Descartes menunjukkan
kesangsian sebagai sumber utama pemikiran. Manusia heran, tetapi kemudian
ragu2, sangsi. Sikap ini disebut skeptis (Yunani: skepsis: penyelidikan)
sangat berguna untuk menemukan suatu titik pangkal yang tak teragukan lagi.
Fungsinya sebagai dasar untuk semua pengetahuan lebih lanjut…..
- Kesadaran akan keterbatasan
Manusia mulai berfilsafat kalau ia
menyadari betapa lemah dan kecil dirinya dibanding alam semesta di
sekelilingnya. Semakin manusia terpukau oleh ketakterhinggaan sekelilingnya,
semakin ia heran akan eksistensinya (keberadaan). Semakin jelas saya sendiri
atau sesuatu di luar saya kelihatan terbatas, semakin jelas juga bahwa harus
ada sesuatu yang tak-terbatas, ketakterhinggaan yang membatasi segala hal. (Ibn
Rusyd, mempelajari filsafat itu wajib).
Pendapat lain:
A.
Kekaguman/keheranan
Mula2
orang heran/kagum menyaksikan kehidupannya yang berkaitan dengan persoalan
dirinya dan lingkungan sekitarnya.
B.
keingintahuan (curiousity)
Dari
itu melakukan permenungan (individual/ kolektif) seperti pandangan hidup dan
kata mutiara.
Ciri berfikir filsafat :
- Kritis
Tidak boleh menerima gagasan, konsep,
pengertian suatu hal secara begitu saja dan membabi buta (taklidi), tapi secara
aktif selalu mempertanyakan terlebih dahulu (terhadap objek apapun).
- Radikal
Radix (inggris) artinya akar, jadi
pemikiran filsafat bersifat mengakar, tidak terbatas pada kulit luar masalah,
tetapi ditelusuri dan dikaji hingga substansi yang terdalam.
- Konseptual
Pemikiran filsafat merupakan aktivitas
akal budi manusia untuk memperoleh pengertian.
- Koheren
Artinya runtut, alur pemikiran yang
teratur. Berfikir filsafati dilakukan secara runtut dan logis. Benar tidaknya
pemikiran filsafat dilihat dari keruntutan cara berfikirnya.
- Rasional
Pemikiran filsafat harus masuk akal dan
dapat dinalar, tidak bersifat khayalan dan irrasional.
- Komprehensif
Artinya menyeluruh. Terhadap objek yang
dipikirkannya, filsafat tidak parsial/sepotong2. contoh, mengkaji hakikat
manusia, bukan sebatas manusia Jawa, Sunda, Arab, Eropa, tetapi manusia secara
keseluruhan.
- Sistematis
Pemikiran filsafat merupakan keterkaitan
antar bagian, sehingga membentuk kesatuan pengertian yang utuh dan integral.
ILMU DAN PENGETAHUAN
} Pengetahuan
adalah hasil cerapan indera manusia terhadap semua fenomena di sekitarnya.
(produk dari aktivitas indera disebut pengetahuan biasa/knowledge/ commo sense.
} Dapat
dikatakan pengetahuan merupakan hasil tahu, hasil pemahaman atau hasil cerapan
indera manusia terhadap hal/sesuatu yang dihadapinya (objek). Objek ini berupa
benda-benda fisik-material dan hal-hal spiritual (rohani), yang pemahamannya
,dicapai melalui persepsi, baik indera maupun budi.
PENGETAHUAN ADA 2 MACAM
} 1)
Pengetahuan pra-ilmiah (knowledge), adalah hasil cerapan indera manusiai
} 2)
Pengetahuan ilmiah (ilmu pengetahuan/science), adalah pengetahuan yang memenuhi
syarat-syarat tertentu, yaitu berobjek, bersistem, bermetode dan kebenarannya
bersifat universal. Atau pengetahuan biasa hasil cerapan indera manusia
terhadap fenomena empirik yang didapatkannya dari objek yang jelas, memakai
metode tertentu, dirangkum dalam sebuah sistem dan kebenarannya berlaku umum.
} Prof
Dr. Ashley Montagu, Gubes Antro pada Univ. Rutgers:
} science
is a sistematized knowledge derived from observation, study and experimentation
curried on order to (supaya) determine (menentukan) the nature of principles of
what being studied.
SYARAT-SYARAT ILMIAH
} 1)
objek, baik ilmu dan pengetahuan keduanya punya objek, namun ilmu, selain
berobjek materia-sasaran yang dikaji , materi yang diselidiki-, juga berobjek
forma yaitu sudut pandang yang digunakan dalam pengkajian tersebut. Objek
formallah yang membedakan ilmu satu dengan lainnya. Ex: ilmu kedokteran &
psikologi, OM: manusia, OF: kedokteran, segi kesehatan jasmani, psikologi,
kesehatan mental.
} 2)
metode, adalah cara yang digunakan ilmu untuk mendapatkan kebenaran. Ada banyak
metode dalam ilmu, berbeda antara ilmu eksakta dan non-eksakta.
} 3)
sistematis, ilmu harus merupakan satu kesatuan yang bulat dan utuh, dimana
antar bagiannya saling berhubungan, baik interelasi (saling hubungan) atupun interdepedensi
(saling tergantung) ex: sistem tubuh
} 4)
universal, kebenaran ilmu berlakunya tidak dibatasi ruang, waktu, keadaan dan
sikon tertentu.secara menyeluruh berlaku dimana dan kapan pun.
SIFAF
KEBENARAN ILMU, FILSAFAT
DAN AGAMA
DAN AGAMA
} Kebenaran
ilmu bersifat relatif. Artinya dalam kurun waktu tertentu kebenarannya bersifat
universal hingga muncul teori lain yang menggugurkannya. Ex: teori
geosentris digantikan teori
heliosentris.
} kebenaran
filsafat bersifat spekulatif. Artinya
pendapat filsuf berada diluar kriteria benar atau salah. Dua filsuf yang
berbeda pandangan (beda waktu/tidak) tidak dapat diputuskan satu benar dan
lainnya salah, keduanya punya peluang sama untuk benar maupun salah,
kebenarannya tergantung logis dan rasionalnya argumen yang diajukan.
} Kebenaran
agama bersifat mutlak. Kemutlakan /kepasti benarannya dimungkinkan karena
bersangkutan dengan keyakinan pemeluknya dan berasal dari wahyu.
KORELASI AGAMA
DAN FILSAFAT
} 1)
Pandangan Ibn Rusyd (dalam Fashl maqal)
} Pandangannya
memadukan (akal dan wahyu) keduanya yang dianggap dua kutub yang tidak bisa
bertemu menurut Al-Ghazali.
} Apa
hukum mempelajari filsafat?, Ibn Rusyd berkata: kami berkata bila filsafat itu
tidak lebih dari pada menalar hal-hal yang ada (wujud) dan merenungkannya
sebagai bukti akan adanya pencipta- yaitu dari segi bahwa segala wujud ini
adalah ciptaan sehingga merupakan petunjuk adanya pencipta itu setelah
diketahui tentang segi penciptaan padanya-maka semakin sempurna pengetahuan
itu, semakin sempurna pula pengetahuan tentang pencipta. Karena syara’ telah
memerintahkan dan mendorong kita untuk mempelajari segala yang ada, maka jelas
pengertian ini menunjukkan bahwa mempelajari filsafat adalah perintah wajib
atau perintah anjuran (mandub).
} Filsafatkan
bukan berasal dari islam? bagi Ibn Rusyd, tidak ada salahnya kalau kita melihat
orang lain yang sudah melakukannya walaupun mereka tidak seagama dengan kita.
Hal itu persis pisau untuk menyembelih hewan, apakah pisau itu milik seorang
muslim atau tidak, sama sekali tidak ada implikasi hukum apa-apa. Hanya saja
kita harus bersikap kritis analitis terhadap karya mereka. Apabila seluruhnya
benar, maka haruslah diterima dan apabila sebaliknya maka haruslah ditolak dan
dikritik. Mengenai larangan para ahli yang memenuhi syarat berfilsafat
(kecerdasan alami, keadilan menurut syara’, keunggulan ilmiah dan moral) karena
khawatir akan menyesatkan orang-orang awam, maka orang yang melarang itu
seperti orang yang melarang orang dahaga meminum air jernih dingin sehingga
meninggal dengan alasan ada sementara orang yang mati gara-gara meminumnya.
Padahal sebenarnya mereka yang mati setelah meminum air dingin itu adalah
karena kebetulan saja sedangkan kalau meninggal karena kehausan itulah yang
wajar. Ketergelinciran yang dikhawatirkan terjadi pada orang yang berfilsafat,
bisa terjadi pada orang lain yang berkiprah di bidang fiqh, toh tidak ada yang
melarang orang berkiprah dalam bidang fiqh.
} 2)
Penjelasan Ibn Thufail dalam novel filsafatnya berjudul Hayy ibn Yaqzhan.
Isinya pembuktian akan kesesuaian antara kebenaran
rasional dan agama.
Ditinggal
di pulau terpencil, Hayy hidup sebatang kara diasuh dan disusui oleh seekor
rusa. Kematian rusa karena disfungsi jantung yang tiba2 membuatnya menarik
kesimpulan bahwa kematian itu terpisahnya jiwa dan raga. Sampai akhirnya sampai
kepada pengetahuan tentang wujud mutlak
Di
pulau sebelah, hidup dua orang pemuda yakni absal dan salaman, keduanya
menganut suatu agama, Absal cenderung pada makna bathin dan Salaman cenderung
pada makna lahir.
Suatu
hari Absal tiba di pulau Hayy, keduanya berdiskusi dan sampai kepada satu
ksimpulan bahwa apa yang termaktub dalam kitab suci mengenai Allah, malaikat,
kitab2, rasul2, surga dan neraka merupakan representasi dari istilah2
inderawi-dari kebenaran spiritual yang pernah dialami oleh hayy secara
langsung. Begitupun Hayy, apayang diceritakan Absal kepadanya tentang wahyu
sesuai dengan apa yang dialaminya.
Kesimpulan,
kebenaran bisa dicapai dengan diskursus filosofis dan pencerahan mistik
(kasyf)..sedang bagi awam yang tidak mampu mencapainya,pemahaman harfiah kitab
sucilah jawabannya tanpa banyak bertanya.